Thursday, 6 November 2014

Otak dan Motivasi



Otak dan Motivasi
Otak adalah sebuah organ terpenting dalam tubuh manusia sebab semua kerja organ tubuh manusia berpusat pada otak dan karena inilah kesuksesan manusia dapat ditentukan salah satunya melalui otaknya.
Kegiatan training atau training motivasi biasanya sering sekali menyinggung tentang kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional. Kecerdasan intelektual adalah kecerdasan yang berhubungan dengan proses kognitif seperti berpikir, daya menghubungkan, dan menilai atau mempertimbangkan sesuatu atau kecerdasan yang berhubungan dengan strategi pemecahan masalah dengan menggunakan logika.[1]
Melalui tes IQ tingkat kecerdasan seseorang dapat ditentukan dan dapat dibandingkan dengan orang lain dengan pembagian usia mental dan usia kronologis lalu ditentukan dengan angka. Hasil perhitungannya sebagai berikut,
No
Kecerdasan Intelektual
Tafsiran
1
0-20
Ideot
2
20-50
Imbesil
3
50-70
Moron
4
70-90
Normal yang tumpul
5
90-110
Normal, rata-rata
6
110-120
Superior
7
120-140
Sangat superior
8
140-...
Berbakat

Kecerdasan emosional adalah kecerdasan yang berkaitan kemampuan seseorang dalam mengolah perasaannya ataupun mengkondisikan dan mengendalikan perasaannya. Kecerdasan ini mencakup kesadaran diri, auto motivasi, manajemen diri, kesadaran sosial dan manajemen hubungan.[2]
Kecerdasan intelektual adalah hasil kerja otak kiri yang memiliki cara kerja yang logis, sekuensial, rasional dan linier sedangkan kecerdasan emosional adalah hasil kerja otak kanan yang memiliki cara kerja yang acak, tidak teratur, intuitif dan holistik. Kedua belahan ini harus bekerja sesuai fungsinya karena jika tidak maka masing-masing belahan akan mengganggu belahan lainnya.[3]
Manusia pada umumnya hanya dapat menggunakan 5-12% kemampuan otak. 88-95% ada pada alam bawah sadar. Alam bawah sadar ini sangat berpengaruh dalam kehidupan kita. Pernah penulis bertemu dengan seorang trainer, penulis dan ahli terapis otak, ketika menterapi seorang pasien dia mengatakan bahwa ketakutan yang dideritanya itu dipengaruhi oleh masa lalunya yang sudah terekam jelas pada alam bawah sadarnya sehingga tanpa sadar pengalaman dimasa lalunya mempengaruhi mentalnya pada saat itu. Perlu diketahui bahwa pasien mengalami phobia kulit ibunya dan ketika sudah menelusuri masa lalu si pasien diketahuilah dengan jelas bahwa sejak kecil si pasien sering menerima hukuman fisik dari ibunya dan mungkin karena begitu terasa sakitnya hingga terekam di alam bawah sadarnya. Karena sebuah peristiwa yang tidak biasa, spesial dan tak terduga akan sangat mudah diingat tanpa perlu dihafalkan. Ingatan alam bawah sadar itu adalah ingatan jangka panjang.
Tidak menutup kemungkinan ketika manusia dapat menggunakan kemampuan otaknya 100% namun ini akan membutuhkan latihan yang sangat ekstrim dan tidak biasa. Kemungkinan manusia dapat melalui lubang sempit ataupun menembus materi padat dapat menjadi semakin tinggi jika memang manusia dapat menggunakan kemampuan otaknya 100% . Kita tidak akan membahas tentang itu saat ini.
Kembali pada bahasan utama, antara alam sadar dan alam bawah sadar otak itu memiliki perbedaan yang signifikan. Alam sadar mencakup analisa, realistis, persepsi, pertimbangan sedangkan alam bawah sadar mencakup memori, emosi, keyakinan, naluri bertahan dan sebagainya.
Psikologi, salah satu kajiannya adalah motivasi. motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi adalah pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah[4]. Motivasi ini merupakan sebuah hal yang penting karena setiap apapun yang kita lakukan itu karena adanya motivasi sehingga motivasi dibagi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi intrinsik adalah dorongan yang hadir dari dalam diri seseorang yang dapat mendorong seseorang merasakan dan melakukan sesuatu yang terarah. Motivasi ini dipicu oleh kesenangan terhadap sesuatu, nafsu, kebutuhan terhadap dirinya, naluri bertahan hidup dan lain-lain. Sedangkan motiasi ekstrinsik adalah dorongan yang hadir dari luar seseorang yang dapat membuat seseorang merasakan atau bahkan melakukan sesuatu. Pujian, celaan, suri tauladan, nasihat dan lain-lain merupakan contoh dari motivasi ekstrinsik.
Motivasi yang sangat berpengaruh terhadap diri seseorang yaitu motivasi intrinsik karena lebih murni, langgeng dan tidak tergantung pada pengaruh orang lain. Ada sebagian orang yang memiliki kecerdasan intelektual dan kecerdasan emosional yang rendah sehingga sulit sekali mereka mendapatkan motivasi dari dalam dirinya sebab motivasi intrinsik memerlukan kemampuan berpikir dan mengolah perasaan yang baik karena motivasi itu diolah pada otak bagian kanan atau kecerdasan emosional. Oleh karena itu perlu adanya motivasi yang dibangun oleh orang lain terhadap dirinya dengan berbagai cara sesuai keadaan dan watak sipenerima motivasi.
Motivasi yang dibangun dengan cara yang tidak tepat tidak akan mempengaruhi seseorang untuk berbuat yang kita harapkan bahkan mereka akan bertindak sebaliknya, maka dari itu perlu seorang motivator untuk memahami dan membaca keadaan hati, sifat dan apa yang menjadi prioritas seseorang tersebut sehingga perlu adanya tanya jawab antara motivator dan penerima motivasi. Berbeda dengan kegiatan training motivasi  atau kegiatan belajar mengajar disekolah yang jelas penerima motivasinya lebih dari satu bahkan puluhan atau lebih banyak lagi. Ini memerlukan kemampuan berbicara yang sangat baik sebab dalam konteks ini motivator tidak perlu memahami mereka satu persatu karena tidak ada waktu yang memungkinkan untuk tanya jawab satu persatu dengan mereka. Disini seorang motivator harus bisa membuat mereka semua merasakan perasaan yang sama, kekaguman yang sama, tujuan yang sama dengan kemampuan bicara yang baik sehingga membuat mereka seperti terhipnotis olehnya. Seringkali seorang motivator sebelum melakukan training, ada yang membacakan profilnya mulai dari biodata hingga prestasi-prestasi yang membanggakan dan disajikan dengan baik sehingga menarik perhatian para peserta. Hal ini dilakukan agar seorang motivator dengan mudah mendapatkan simpati peserta sebab motivasi yang didasarkan simpati lebih baik dari pada didasarkan rasa takut dan sebagainya.


[1] Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum (Yogjakarta: Teras, 2011), hlm. 103.
[2] https://www.iqelite.com
[3] Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum (Yogjakarta: Teras, 2011), hlm. 106.
[4] Imam Malik, Pengantar Psikologi Umum (Yogjakarta: Teras, 2011), hlm. 94.

No comments:

Post a Comment

silahkan beri komentar yang membangun.