BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Hadits
merupakan perkataan sesuatu ilmu yang menerangkan segala yang disandarkan
kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau,
yang mana juga yang menjadi sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an.
Namun di satu sisi hadits berbeda dengan Al-Qur’an, yaitu yang membedakan ialah
karena Al-Qur’an telah dihimpun dalam satu mushaf pada zaman sahabat sedangkan
hadits tidak. Pada masa sahabat hingga tabi’in hadits hanya disampaikan dan
diajarkan tanpa ada pangumpulan teks-teks hadits dalam satu mushaf atau kitab.
Hal
ini berlanjut hingga sekitar abad 1-2 H di mana para ‘ulama mutaqaddimin mulai
melakukan perjalanan, mujahadah, serta riyadhah dalam mengumpulkan sabda Nabi.
Dari para ulama di bidang hadits bermunculan nama-nama besar yang sangat
terkenal akan jasa mereka dalam mengumpulkan hadits. Antara lain mereka yang
masuk dalam kategori kutub sittah.
Tapi
tidak dipungkiri di luar nama-nama mereka yang masyhur dalam kutub sittah dan
tis’ah masih banyak ulama-ulama lain yang juga mengumpulkan hadits-hadits dan
menyusunnya dalam kitab-kitab mereka. Salah satunya ialah Imam Thabrani dengan
kitab-kitab mu’jam (hadits). Oleh karena itu dalam tulisan singkat ini kami
mencoba menjabarkan tentang Imam Thabrani dan kitab mu’jam al-Ausat.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Biografi Penulis
Imam Thabrani
lahir di ‘Akka pada tahun 260 H. Ia telah belajar pada usia 13 tahun di
beberapa kota seperti syam, hijaz, baghdad, kufah, bashrah dll. Ia meriwayatkan hadits dari 1000
masyaikh atau lebih.
Imam Thabrani
awalnya belajar pada tahun 273 H pada usia 13 tahun. Ia di ajak rihlah oleh
ayahnya, belajar padanya, karena ayahnya sendiri meupakan shohibul hadits. Awal
rihlah (perjalanan) beliau pada tahun 275 H, dan dalam sisa perjalanannya ia
bertemu dengan para rijal hadits selama 16 tahun.[1]
Berkata Abu ‘Abbas
Asy-syiraazi: saya menulis 3000 hadits
dari Thabrani dan itu semuanya tsiqoh. Adz-Dzahabi dalam kitabnya Al-mizan,
bahwa tabrani dalam riwayatnya tidak ada yang sendiri لم ينفرد بحديث
Setelah
bertahun-tahun lamanya beliau dalam pengembaraan dan paralawatan ke beberapa
negeri, maka beliaupun menyusun tiga buah kitab hadits yakni al-Mu’jam
al-Shagir, al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-ausat.[2]
Al-Thabrani juga
mengunjungi Asfahan pada tahun 290 H. Setelah menyelesaikan studinya ke
berbagai wilayah, beliau kembagi lagi ke Asfahan, dan menetap di sana sampai
akhir hanyatnya selama lebih dari setengah abad. Al-Thabrani meninggal di
Asfahan pada 28 Zulqa’idah tahun 360 H dalam usia seratus tahun sepuluh bulan.
Beliau dimakamkan di samping kubur Hamamah al-dausi, seorang sahabat Rasulullah
Saw.[3]
Guru-guru beliau
cukup banyak, bahkan menurut catatan al-Zahabi mencapai lebih sari seribu
orang. Diantaranya adalah Hasyim bin Murtsid al-Thabrani, Ahmad bin Mas’ud
al-Khayyat, ’Amr bin Abi Salmah al-Tunisi, Ahmad bin ’Abdillah al-Lihyani, ’Amr
bin Tsaur, Ibrahim bin Abi Sufyan, Abi Zur’ah al-Dimasyqi, Ishaq bin Ibrahim
al-Dabiri, Idris bin Ja’far al-’Athar, Basyar bin Musa, Hafsh bin Umar, ’Ali
bin ’Abdil ’Aziz al-Bagawi, Miqdam bin Dawud al-Ru’Yani, Yahya bin Abi Ayyub
al-’Allaq, ‘Abdullah bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Maryarn, Ahmad bin ‘Abdul
Wahhab al-Hauthi, Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi, Ahmad bin Ibrahim
al-Busri, Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabith al-Asja’i dan lain-lain.
Sedangkan rnurid-muridnya
antara lain; Ahmad binMuhammad bin Ibrahm al-Sahhaf, Ibn Mandah, Abu Bakar bin
Mardawih, Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Basthami, Abu Nu’aim
al-Ashbahani, Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi, Abu Sa’id al-Naqqas,
Abu Bakr bin Abi ‘Ali al-Dzakwani, Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi, Abu Bakar
Muhammad bin Zaid dan lain sebagainya Al-Thabrani juga mempunyai beberapa guru
yang pada kesempatan lain rneniadi muridnya, di antaranya Abu Khalifah
al-Jumahi dan al-Hafidh ibn ‘Uqdah.
Beberapa ulama
telah mernberi komentar terhadap pribadi al-Thabrani. Al-Hafidh Abu al-‘Abbas
ibn Mansur al-Syirazi mengemukakan bahwa dirinya telah menulis 300.000 hadis
dari al-Thabrani dan ia tsiqah. Sedangkan menurut Abu Bakar bin Abi ‘Ali bahwa
al-Thabrani orang yang terkenal ilmunya, pengetahuannya luas dan banyak
karya-karyanya, dan konon di akhir hayatnya ia buta. Sedangkan menurut Sulaiman
bin Ibrahim, al-Thabarani adalah seorang penghafal hadis sekitar 20.000 sampai
40.000 hadis.
Adapun menurut Abu
‘Abdillah ibn Mandah bahwa al-Thabrani adalah salah satu penghafal yang sangat
terkenal. Sedangkan menurut Abu al-Husain Ahmad bin Faris al-Lugawi yang
dinisbatkan kepada Ibn al-Amid, al-Thabrani dalam hal hafalan lebih unggul
dibanding al-Ji’abi, sedangkan Abu Bakar sendiri lebih unggul dari pada
al-Thabrani dalam hal kepintaran dan kecerdasannya.
Dari penilaian
para ulama di atas menunjukkan bahwa mayoritas ulama mengakui keadilan dan
kapasitas intelektual yang tinggi terhadap al-Thabarani. Sehingga sebagai karir
puncaknya dalam bidang hadis al-Thabrani meraih gelar al-Hafid, suatu gelar
ahli hadis dalam level yang cukup tinggi.[4]
Imam Thabrani
wafat pada tahun pada bulan Dzulqa’dah 360 H dalam usia 100 tahun 4 bulan.[5]
Guru-guru beliau cukup banyak,
bahkan menurut catatan Imam Zahabi mencapai lebih dari seribu orang.
Diantaranya:
1.
Hasyim bin Mursyid at-Thabrani
2.
Ahmad bin Mas’ud al-Khayyat
3.
‘Amr bin Abi Salmah al-Tunisi
4.
Ahmad bin ‘Abdillah al-Lihyani
5.
‘Amr bin Saur, Ibrahim bin Abi Sufyan
6.
Abi Zur’ah ad-Dimasqyi
7.
Ishaq bin Ibrahim al-Dabiri
8.
Idris bin Ja’far al-‘Atar
9.
Basyr bin Musa
10.
Hafsh bin ‘Umar
11.
‘Ali bin ‘Abdul ‘Aziz al-Baghawi
12.
Miqdam bin Dawud al-Ru’yani
13.
Yahya bin Abi Ayyub al-‘Allaq
14.
‘Abdullah bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Maryam
15.
Ahmad bin ‘Abdul Wahhab al-Hauti
16.
Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi
17.
Ahmad bin Ibrahim al-Busri
18.
Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabit al-Asja’i
Selain itu beliau juga memiliki
beberapa murid, antara lain
1.
Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-Sahhaf
2.
Ibn Mandah
3.
Abu Bakar bin Mardawih
4.
Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Bastami
5.
Abu Nu’aim al-Ashbahani
6.
Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi
7.
Abu Sa’id al-Naqqas
8.
Abu Bakr bin Abi ‘Ali al Zakwani
9.
Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi
10.
Abu Bakar Muhammad bin Zaid
11. Imam Tabrani juga mempunyai beberapa guru yang pada kesempatan
lain menjadi muridnya, di antara ialah Abu Khalifah al-Jumahi dan al-Hafizh Ibn
‘Uqdah.
Karya-karya Imam Thabrani
Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa at-Thabrani adalah ularna
yang mempunyai atensi cukup besar dalam pengembangan ilmu, yang mengantarkannya
menjadi ulama yang sangat produktif. Di antara karya-karya tersebut adalah :
1. Musnad al-Asy’ari
2. Musnad al-Syamiyyin
3. Al-Nawadir
4. Fawa’id
5. Musnad Abu Hurairah
6. Musnad ‘Aisyah
7. al-Tafsir
8. Du’a
9. Dala’il al-Nubuwwah
10. Ahadits al-Tiwal
11. Musnad Syu’bah
12. Hadis A’masy
13. Hadis Auza’i
14. Hadis Syaiban
15. Hadis Ayyub
16. ‘Asyrah al-Nisa’
17. Musnad Abu Zar
18. Al-Ru’yah
19. Al-Jud
20. Fadl Ramadan
21. Al-Fara’id
22. Al-Radd ‘ala al-Mu’tazilah
23. Al-Salih ‘ala al-Rasul
24. Ahadis Zuhri min Anas
25. Ahadis Ibn al-Munkadir ‘ala al-rasul
26. Hadis man Kadzab
27. Akhbar ‘Uma ‘il
28. Kitab al-Sunnah
29. Al-Ramy
30. Al-Manasiik
31. Ma’rifah al-Sabahab
32. Al-‘Ilm
33. Fad al-‘Arab
34. Manaqib Ahmad
35. Kitab al-Asyribah
36. Kitab al-Uluwiyah fi Khilafah Abi Bakr wa ‘Umar
Dari sekian banyak
karya al-Thabrani yang paling popular atauterkenal adalah ketiga Mu’jam-nya,
yaitu al-Mu’jam al-Kabir, al-Mu’jam al-Ausat, dan al-Mu’jam al-Sagir.
B.
Biografi Kitab
Kitab al-Mu’jam
al-Ausat. Kitab ini disusun berdasarkan nama-nama guru al-Thabrani yang hampir
mencapai 2000 orang, dan di dalamnya terdapat 30.000 hadis. Kitab ini memuat
hampir seluruh informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan hadis-hadis.
Banyak diantaranya yang shahih, sedangkan lainnya tidak shohih. Karya kedua ini
telah rampung dalam dua jilid sangat besar di Istambul dan masih perlu
pengeditan dan penerbitan.[6]
Metodologi penulisan kitab
Dalam terminologi
Ilmu Hadis, kitab mu'jam adalah kitab-kitab hadis yang disusun berdasarkan
musnad-musnad sahabat, guru-gurunya, negara atau lainnya, dan umumnya susunan
nama-nama sahabat itu berdasarkan urutan huruf hija'iyyah. Menurut Hasbi
ash-Shiddieqy, kitab mu’jam ialah kitab yang di dalamnya disebut hadis menurut
nama guru (syaikh hadis), atau menurut negeri tempat guru yang meriwayatkan
hadis atau menurut kabilah dan disusun secara huruf abjad.
Sementara itu
menurut Nuruddin 'Itr, kitab mu’jam menurut istilah para muhadditsin adalah
kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru penulisnya yang
kebanyakan disusun berdasarkan huruf hija'iyyah, sehingga penyusun mengawali
pembahasan kitab mu’jamnya dengan hadis-hadis yang diterima dari Aban, lalu
dari Ibrahim, dan seterusnya.
Jadi, kitab mu'jam
adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat atau kitab
yang disusun berdasarkan nama guru-gurunya, sesuai dengan urutan huruf
hija'iyyah, atau terkadang juga disusun berdasarkan tempat asal mereka.
Dua kitab mu’jam,
yaitu al-Mu jam al-Shagir dan al-Mu'jam al-Ausat karya al-Thabarani disusun
berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan al-mu’jam al-Kabir (juga karya
al-Thabarani) disusun berdasarKan urutan nama para sahabat menurut sistematika
huruf mu’jam.[7]
Kitab ini terdiri
dari dua jilid besar yang semua haditsnya bekisar 30.000 hadits yang kebanyakan
shahih. Kitab ini terbit pada tahun 1995M atau 1415H[8]
dan terdiri dari 10 juz yang setiap juz dinamai sesuai urutan juz pertama, juz
kedua, dan seterusnya.
Kitab ini tersusun atas bab yang jumlahnya sebanyak 28 bab yang
namanya mewakili satu huruf hijaiyah dan di dalam baba da subbab berupa
nama-nama perawi.
Berikut rincian bab dalam kitab al-Mu’jam al-Ausat:
باب الألف
من اسمه أحمد
باب من اسمه إبراهيم
من اسمه إسماعيل
من اسمه إسحاق
من اسمه إدريس
من اسمه أيوب
من اسمه أنس
من اسمه أبان
من اسمه: أسلم
من اسمه الأحوص
من اسمه أزهر
من اسمه الأسود
من اسمه أسامة
باب الباء
من اسمه بشر
من اسمه بكر
من اسمه بشران
من اسمه بجير
من اسمه بابويه
من اسمه بهلول
من اسمه البختري
من اسمه بدر
من اسمه بلبل
باب التاء
من اسمه تميم
باب الثاء
من اسمه ثابت
باب الجيم
من اسمه جعفر
من اسمه جبير
من اسمه جبرون
باب الحاء
من اسمه الحسن
ترجمة
ترجمة
من اسمه الحسين
من اسمه حسنون
من اسمه حباب
من اسمه حباب
من اسمه حاجب
من اسمه حملة
من اسمه حميد
من اسمه حمد
من اسمه حذاقي
من اسمه حمزة
من اسمه حجاج
من اسمه حفص
من اسمه حاتم
من اسمه حويت
من اسمه حبوش
من اسمه حامد
من اسمه حكيم
من اسمه الحكم
من اسمه حمدان
باب الخاء
من اسمه خلف
من اسمه خضر
من اسمه خالد
من اسمه خير
من اسمه خطاب
باب الدال
من اسمه داود
من اسمه دليل
باب الذال
من اسمه ذاكر
باب الراء
من اسمه روح
من اسمه رجاء
باب الزاي
من اسمه زكريا
من اسمه زيد
من اسمه زبير
باب السين
من اسمه سعد
من اسمه سعدون
من اسمه سعيد
من اسمه سهل
من اسمه سلمة
من اسمه سلامة "
من اسمه سليمان
من اسمه سلم
من اسمه سيف
باب الشين
من اسمه شعيب
من اسمه شباب
من اسمه شراحيل
من اسمه شيبان
باب الصاد
من اسمه صالح
باب الضاد
" مهمل "
باب الطاء
من اسمه طالب
من اسمه طاهر
من اسمه: طي
باب الظاء
" مهمل "
باب العين
من اسمه عمر
من اسمه عثمان
من اسمه علي
من اسمه العباس
من اسمه عبد الله
من اسمه: عبدان
من اسمه: عبيد الله
من اسمه: عبد الرحمن
من اسمه: عبيد
من اسمه: عبد الصمد
من اسمه: عبد الملك
من اسمه: عبد السلام
من اسمه: عبد الجبار
من اسمه: عبد الوهاب
من اسمه: عبد الوارث
من اسمه: عبد الكبير
من اسمه: عبد العزيز
من اسمه: عبدوس
من اسمه: عباد
من اسمه: عياش
من اسمه: عيسى
من اسمه: عمرو
من اسمه: عمارة
باب الغين
من اسمه: غالب
باب الفاء
من اسمه: الفضل
من اسمه: فضيل
باب القاف
من اسمه: القاسم
من اسمه: قيس
باب الميم
من اسمه: محمد
باب من اسمه محمود
من بقية من أول
اسمه ميم من اسمه موسى
من اسمه: معاذ
من اسمه منتصر
من اسمه: مسبح
من اسمه: مسعود
من اسمه: مطلب
من اسمه: مقدام
من اسمه مسلمة
من اسمه مسعدة
من اسمه: مصعب
من اسمه: مورع
من اسمه: مفضل
باب النون
من اسمه: نصر
من اسمه نعيم
من اسمه: نعمان
باب الواو
من اسمه واثلة
من اسمه وليد
باب الهاء
ذكر من اسمه: هاشم
من اسمه: همام
من اسمه: هارون
من اسمه: الهيثم
باب الياء
من اسمه يعقوب[9]
Kelebihan kitab al-Mu’jam al-Ausat:
1.
Kitab ini banyak memuat hadits-hadits shahih
2.
Kitab ini dapat dijadikan rujukan dalam mentakhrij sebuah hadits walaupun
tak selengkap al-Mu’jam al-kabir.
3.
Sistematika bab yang memudahkan mencari hadits berdasarkan
perawinya
Kekurangan
dari kitab ini adalah selain hadits shahih al-Thabrani juga mencatat hadits
selain shahih ini mungkin dikarenakan kurang ketelitian dari penulisnya
sedangkan disisi lain al-Thabrani dapat membuat ringkasan shahih dari kitab
al-Mu’jam al-Kabir.
Contoh
hadits dalam kitab al-Mu’jam al-Ausat
سُفْيَانَ الْحِمْيَرِيُّ، ثَنَا الضَّحَّاكُ
بْنُ حُمْرَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ
رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأَيَّامُ،
فَعُرِضَ عَلَيَّ فِيهَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فَإِذَا هِيَ كالْمِرْآةِ حَسْنَاءُ،
وَإِذَا فِي وَسَطِهَا نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَقُلْتُ: مَا هَذَا؟ قِيلَ: السَّاعَةُ»
لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ إِلَّا الضَّحَاكُ بْنُ حُمْرَةَ،
تَفَرَّدَ بِهِ: أَبُو سُفْيَانَ الْحِمْيَرِيُّ "
Telah mengisahi
Muhammad bin Abbas, telah kabari kami Muhammad bin Harb an-Nasyai, telah kisahi
kami Abu Sufyan al-Himyari, telah kisahi kami Dhahhak bin Humrah, dari Yazid
bin Khumair, dari Anas bin Malik, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Diperlihatkan hari-hari kepadaku. Saat itu
diperlihatkan pula hari Jumat. Ia seperti cermin yang cemerlang dan di
tengah-tengahnya terdapat bintik hitam. Aku pun bertanya, "Apa ini?"
Dijawab, "Hari Kiamat."
Hadis ini tidak diriwayatkan dari
Yazid bin Khumair, kecuali oleh Dhahhak bin Humrah. Abu Sufyan bin Himyari
menyendirikannya.
Daftar Pustaka
Ash-Shiddieqy, Hasbie. Sejarah Dan
Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan-Bintang, 1980
____________, Pokok-Pokok Ilmu
Dirayah Hadits (jilid II), Jakarta: Bulan-Bintang, 1981
Suryadi, Kitab Mu’jam Al-Shaghir
Ath-Thabrani dalam STUDI KITAB HADITS, Yogyakarta: TERAS Press, 2009
Itr, Nuruddin, Ulum al-Hadis I,
Terj. Mujiyo, Bandung : Remaja Rosda Karya, 199
[1] Muhammad bin Ahmad Adz-Dzahabi, syi’ar a’lam an-nubalaa’, (Beirut:
Muassasah Al-Risalah, 1413), juz 16 hlm 16
[2] Hasbie Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits (jilid II),
(Jakarta: Bulan-Bintang, 1981), hlm: 414
[3] Hasbie Ash-Shiddieqy,
Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, hlm: 332.
[4] Suryadi, Kitab Mu’jam Al-Shaghir Ath-Thabrani dalam STUDI KITAB
HADITS, (Yogyakarta: TERAS Press, 2009) hlm 263
[5] Abduurahman Bin Abi Bakar As-Suyutthi, Thobaqatul Huffazh, (Beirut:
Dar al-kutub al-‘alamiyah, 1403) juz 1 hlm 73
[6] http://arjonson-abd.blogspot.co.id/2009/08/kitab-al-mujam-al-shagir-al-thabrani.html
[7] http://arjonson-abd.blogspot.co.id/2009/08/kitab-al-mujam-al-shagir-al-thabrani.html
[8] http://waqfeya.com/book.php?bid=655
[9]http://waqfeya.com/book.php?bid=655