Sunday, 24 April 2016

Membahas Mu'jam al-Ausat



BAB I
PENDAHULUAN


Latar belakang
            Hadits merupakan perkataan sesuatu ilmu yang menerangkan segala yang disandarkan kepada Nabi, baik berupa perkataan, perbuatan, taqrir, maupun sifat beliau, yang mana juga yang menjadi sumber hukum Islam yang kedua setelah Al-Qur’an. Namun di satu sisi hadits berbeda dengan Al-Qur’an, yaitu yang membedakan ialah karena Al-Qur’an telah dihimpun dalam satu mushaf pada zaman sahabat sedangkan hadits tidak. Pada masa sahabat hingga tabi’in hadits hanya disampaikan dan diajarkan tanpa ada pangumpulan teks-teks hadits dalam satu mushaf atau kitab.
            Hal ini berlanjut hingga sekitar abad 1-2 H di mana para ‘ulama mutaqaddimin mulai melakukan perjalanan, mujahadah, serta riyadhah dalam mengumpulkan sabda Nabi. Dari para ulama di bidang hadits bermunculan nama-nama besar yang sangat terkenal akan jasa mereka dalam mengumpulkan hadits. Antara lain mereka yang masuk dalam kategori kutub sittah.
            Tapi tidak dipungkiri di luar nama-nama mereka yang masyhur dalam kutub sittah dan tis’ah masih banyak ulama-ulama lain yang juga mengumpulkan hadits-hadits dan menyusunnya dalam kitab-kitab mereka. Salah satunya ialah Imam Thabrani dengan kitab-kitab mu’jam (hadits). Oleh karena itu dalam tulisan singkat ini kami mencoba menjabarkan tentang Imam Thabrani dan kitab mu’jam al-Ausat.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Biografi Penulis
            Imam Thabrani lahir di ‘Akka pada tahun 260 H. Ia telah belajar pada usia 13 tahun di beberapa kota seperti syam, hijaz, baghdad, kufah, bashrah  dll. Ia meriwayatkan hadits dari 1000 masyaikh atau lebih.
            Imam Thabrani awalnya belajar pada tahun 273 H pada usia 13 tahun. Ia di ajak rihlah oleh ayahnya, belajar padanya, karena ayahnya sendiri meupakan shohibul hadits. Awal rihlah (perjalanan) beliau pada tahun 275 H, dan dalam sisa perjalanannya ia bertemu dengan para rijal hadits selama 16 tahun.[1]
            Berkata Abu ‘Abbas Asy-syiraazi:  saya menulis 3000 hadits dari Thabrani dan itu semuanya tsiqoh. Adz-Dzahabi dalam kitabnya Al-mizan, bahwa tabrani dalam riwayatnya tidak ada yang sendiri لم ينفرد بحديث
            Setelah bertahun-tahun lamanya beliau dalam pengembaraan dan paralawatan ke beberapa negeri, maka beliaupun menyusun tiga buah kitab hadits yakni al-Mu’jam al-Shagir, al-Mu’jam al-kabir dan al-Mu’jam al-ausat.[2]
            Al-Thabrani juga mengunjungi Asfahan pada tahun 290 H. Setelah menyelesaikan studinya ke berbagai wilayah, beliau kembagi lagi ke Asfahan, dan menetap di sana sampai akhir hanyatnya selama lebih dari setengah abad. Al-Thabrani meninggal di Asfahan pada 28 Zulqa’idah tahun 360 H dalam usia seratus tahun sepuluh bulan. Beliau dimakamkan di samping kubur Hamamah al-dausi, seorang sahabat Rasulullah Saw.[3]
            Guru-guru beliau cukup banyak, bahkan menurut catatan al-Zahabi mencapai lebih sari seribu orang. Diantaranya adalah Hasyim bin Murtsid al-Thabrani, Ahmad bin Mas’ud al-Khayyat, ’Amr bin Abi Salmah al-Tunisi, Ahmad bin ’Abdillah al-Lihyani, ’Amr bin Tsaur, Ibrahim bin Abi Sufyan, Abi Zur’ah al-Dimasyqi, Ishaq bin Ibrahim al-Dabiri, Idris bin Ja’far al-’Athar, Basyar bin Musa, Hafsh bin Umar, ’Ali bin ’Abdil ’Aziz al-Bagawi, Miqdam bin Dawud al-Ru’Yani, Yahya bin Abi Ayyub al-’Allaq, ‘Abdullah bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Maryarn, Ahmad bin ‘Abdul Wahhab al-Hauthi, Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi, Ahmad bin Ibrahim al-Busri, Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabith al-Asja’i dan lain-lain.
            Sedangkan rnurid-muridnya antara lain; Ahmad binMuhammad bin Ibrahm al-Sahhaf, Ibn Mandah, Abu Bakar bin Mardawih, Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Basthami, Abu Nu’aim al-Ashbahani, Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi, Abu Sa’id al-Naqqas, Abu Bakr bin Abi ‘Ali al-Dzakwani, Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi, Abu Bakar Muhammad bin Zaid dan lain sebagainya Al-Thabrani juga mempunyai beberapa guru yang pada kesempatan lain rneniadi muridnya, di antaranya Abu Khalifah al-Jumahi dan al-Hafidh ibn ‘Uqdah.
            Beberapa ulama telah mernberi komentar terhadap pribadi al-Thabrani. Al-Hafidh Abu al-‘Abbas ibn Mansur al-Syirazi mengemukakan bahwa dirinya telah menulis 300.000 hadis dari al-Thabrani dan ia tsiqah. Sedangkan menurut Abu Bakar bin Abi ‘Ali bahwa al-Thabrani orang yang terkenal ilmunya, pengetahuannya luas dan banyak karya-karyanya, dan konon di akhir hayatnya ia buta. Sedangkan menurut Sulaiman bin Ibrahim, al-Thabarani adalah seorang penghafal hadis sekitar 20.000 sampai 40.000 hadis.
            Adapun menurut Abu ‘Abdillah ibn Mandah bahwa al-Thabrani adalah salah satu penghafal yang sangat terkenal. Sedangkan menurut Abu al-Husain Ahmad bin Faris al-Lugawi yang dinisbatkan kepada Ibn al-Amid, al-Thabrani dalam hal hafalan lebih unggul dibanding al-Ji’abi, sedangkan Abu Bakar sendiri lebih unggul dari pada al-Thabrani dalam hal kepintaran dan kecerdasannya.
            Dari penilaian para ulama di atas menunjukkan bahwa mayoritas ulama mengakui keadilan dan kapasitas intelektual yang tinggi terhadap al-Thabarani. Sehingga sebagai karir puncaknya dalam bidang hadis al-Thabrani meraih gelar al-Hafid, suatu gelar ahli hadis dalam level yang cukup tinggi.[4]
            Imam Thabrani wafat pada tahun pada bulan Dzulqa’dah 360 H dalam usia 100 tahun 4 bulan.[5]
            Guru-guru beliau cukup banyak, bahkan menurut catatan Imam Zahabi mencapai lebih dari seribu orang. Diantaranya:

1. Hasyim bin Mursyid at-Thabrani
2. Ahmad bin Mas’ud al-Khayyat
3. ‘Amr bin Abi Salmah al-Tunisi
4. Ahmad bin ‘Abdillah al-Lihyani
5. ‘Amr bin Saur, Ibrahim bin Abi Sufyan
6. Abi Zur’ah ad-Dimasqyi
7. Ishaq bin Ibrahim al-Dabiri
8. Idris bin Ja’far al-‘Atar
9. Basyr bin Musa
10. Hafsh bin ‘Umar
11. ‘Ali bin ‘Abdul ‘Aziz al-Baghawi
12. Miqdam bin Dawud al-Ru’yani
13. Yahya bin Abi Ayyub al-‘Allaq
14. ‘Abdullah bin Muhammad bin Sa’id bin Abi Maryam
15. Ahmad bin ‘Abdul Wahhab al-Hauti
16. Ahmad bin Ibrahim bin Fil al-Balisi
17. Ahmad bin Ibrahim al-Busri
18. Ahmad bin Ishaq bin Ibrahim bin Nabit al-Asja’i
            Selain itu beliau juga memiliki beberapa murid, antara lain

1. Ahmad bin Muhammad bin Ibrahim al-Sahhaf
2. Ibn Mandah
3. Abu Bakar bin Mardawih
4. Abu ‘Umar Muhammad bin al-Husain al-Bastami
5. Abu Nu’aim al-Ashbahani
6. Abu al-Fadhl Muhammad bin Ahmad al-Jarudi
7. Abu Sa’id al-Naqqas
8. Abu Bakr bin Abi ‘Ali al Zakwani
9. Ahmad bin ‘Abdirrahman al-Azdi
10. Abu Bakar Muhammad bin Zaid
11. Imam Tabrani juga mempunyai beberapa guru yang pada kesempatan lain menjadi muridnya, di antara ialah Abu Khalifah al-Jumahi dan al-Hafizh Ibn ‘Uqdah.

Karya-karya Imam Thabrani

Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa at-Thabrani adalah ularna yang mempunyai atensi cukup besar dalam pengembangan ilmu, yang mengantarkannya menjadi ulama yang sangat produktif. Di antara karya-karya tersebut adalah :


1. Musnad al-Asy’ari
2. Musnad al-Syamiyyin
3. Al-Nawadir
4. Fawa’id
5. Musnad Abu Hurairah
6. Musnad ‘Aisyah
7. al-Tafsir
8. Du’a
9. Dala’il al-Nubuwwah
10. Ahadits al-Tiwal
11. Musnad Syu’bah
12. Hadis A’masy
13. Hadis Auza’i
14. Hadis Syaiban
15. Hadis Ayyub
16. ‘Asyrah al-Nisa’
17. Musnad Abu Zar
18. Al-Ru’yah
19. Al-Jud
20. Fadl Ramadan
21. Al-Fara’id
22. Al-Radd ‘ala al-Mu’tazilah
23. Al-Salih ‘ala al-Rasul
24. Ahadis Zuhri min Anas
25. Ahadis Ibn al-Munkadir ‘ala al-rasul
26. Hadis man Kadzab
27. Akhbar ‘Uma ‘il
28. Kitab al-Sunnah
29. Al-Ramy
30. Al-Manasiik
31. Ma’rifah al-Sabahab
32. Al-‘Ilm
33. Fad al-‘Arab
34. Manaqib Ahmad
35. Kitab al-Asyribah
36. Kitab al-Uluwiyah fi Khilafah Abi Bakr wa ‘Umar


            Dari sekian banyak karya al-Thabrani yang paling popular atauterkenal adalah ketiga Mu’jam-nya, yaitu al-Mu’jam al-Kabir, al-Mu’jam al-Ausat, dan al-Mu’jam al-Sagir.
           



B.     Biografi Kitab
            Kitab al-Mu’jam al-Ausat. Kitab ini disusun berdasarkan nama-nama guru al-Thabrani yang hampir mencapai 2000 orang, dan di dalamnya terdapat 30.000 hadis. Kitab ini memuat hampir seluruh informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan hadis-hadis. Banyak diantaranya yang shahih, sedangkan lainnya tidak shohih. Karya kedua ini telah rampung dalam dua jilid sangat besar di Istambul dan masih perlu pengeditan dan penerbitan.[6]

Metodologi penulisan kitab
            Dalam terminologi Ilmu Hadis, kitab mu'jam adalah kitab-kitab hadis yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat, guru-gurunya, negara atau lainnya, dan umumnya susunan nama-nama sahabat itu berdasarkan urutan huruf hija'iyyah. Menurut Hasbi ash-Shiddieqy, kitab mu’jam ialah kitab yang di dalamnya disebut hadis menurut nama guru (syaikh hadis), atau menurut negeri tempat guru yang meriwayatkan hadis atau menurut kabilah dan disusun secara huruf abjad.
            Sementara itu menurut Nuruddin 'Itr, kitab mu’jam menurut istilah para muhadditsin adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan susunan guru-guru penulisnya yang kebanyakan disusun berdasarkan huruf hija'iyyah, sehingga penyusun mengawali pembahasan kitab mu’jamnya dengan hadis-hadis yang diterima dari Aban, lalu dari Ibrahim, dan seterusnya.
            Jadi, kitab mu'jam adalah kitab hadis yang disusun berdasarkan musnad-musnad sahabat atau kitab yang disusun berdasarkan nama guru-gurunya, sesuai dengan urutan huruf hija'iyyah, atau terkadang juga disusun berdasarkan tempat asal mereka.
            Dua kitab mu’jam, yaitu al-Mu jam al-Shagir dan al-Mu'jam al-Ausat karya al-Thabarani disusun berdasarkan urutan nama guru-gurunya, sedangkan al-mu’jam al-Kabir (juga karya al-Thabarani) disusun berdasarKan urutan nama para sahabat menurut sistematika huruf mu’jam.[7]
            Kitab ini terdiri dari dua jilid besar yang semua haditsnya bekisar 30.000 hadits yang kebanyakan shahih. Kitab ini terbit pada tahun 1995M atau 1415H[8] dan terdiri dari 10 juz yang setiap juz dinamai sesuai urutan juz pertama, juz kedua, dan seterusnya.
            Kitab ini tersusun atas bab yang jumlahnya sebanyak 28 bab yang namanya mewakili satu huruf hijaiyah dan di dalam baba da subbab berupa nama-nama perawi.
Berikut rincian bab dalam kitab al-Mu’jam al-Ausat:


باب الألف
من اسمه أحمد
باب من اسمه إبراهيم
من اسمه إسماعيل
من اسمه إسحاق
من اسمه إدريس
من اسمه أيوب
من اسمه أنس
من اسمه أبان
من اسمه: أسلم
من اسمه الأحوص
من اسمه أزهر
من اسمه الأسود
من اسمه أسامة
باب الباء
من اسمه بشر
من اسمه بكر
من اسمه بشران
من اسمه بجير
من اسمه بابويه
من اسمه بهلول
من اسمه البختري
من اسمه بدر
من اسمه بلبل
باب التاء
من اسمه تميم
باب الثاء
من اسمه ثابت
باب الجيم
من اسمه جعفر
من اسمه جبير
من اسمه جبرون
باب الحاء
من اسمه الحسن
ترجمة
ترجمة
من اسمه الحسين
من اسمه حسنون
من اسمه حباب
من اسمه حباب
من اسمه حاجب
من اسمه حملة
من اسمه حميد
من اسمه حمد
من اسمه حذاقي
من اسمه حمزة
من اسمه حجاج
من اسمه حفص
من اسمه حاتم
من اسمه حويت
من اسمه حبوش
من اسمه حامد
من اسمه حكيم
من اسمه الحكم
من اسمه حمدان
باب الخاء
من اسمه خلف
من اسمه خضر
من اسمه خالد
من اسمه خير
من اسمه خطاب
باب الدال
من اسمه داود
من اسمه دليل
باب الذال
من اسمه ذاكر
باب الراء
من اسمه روح
من اسمه رجاء
باب الزاي
من اسمه زكريا
من اسمه زيد
من اسمه زبير
باب السين
من اسمه سعد
من اسمه سعدون
من اسمه سعيد
من اسمه سهل
من اسمه سلمة
من اسمه سلامة "
من اسمه سليمان
من اسمه سلم
من اسمه سيف
باب الشين
من اسمه شعيب
من اسمه شباب
من اسمه شراحيل
من اسمه شيبان
باب الصاد
من اسمه صالح
باب الضاد " مهمل "
باب الطاء
من اسمه طالب
من اسمه طاهر
من اسمه: طي
باب الظاء " مهمل "
باب العين
من اسمه عمر
من اسمه عثمان
من اسمه علي
من اسمه العباس
من اسمه عبد الله
من اسمه: عبدان
من اسمه: عبيد الله
من اسمه: عبد الرحمن
من اسمه: عبيد
من اسمه: عبد الصمد
من اسمه: عبد الملك
من اسمه: عبد السلام
من اسمه: عبد الجبار
من اسمه: عبد الوهاب
من اسمه: عبد الوارث
من اسمه: عبد الكبير
من اسمه: عبد العزيز
من اسمه: عبدوس
من اسمه: عباد
من اسمه: عياش
من اسمه: عيسى
من اسمه: عمرو
من اسمه: عمارة
باب الغين
من اسمه: غالب
باب الفاء
من اسمه: الفضل
من اسمه: فضيل
باب القاف
من اسمه: القاسم
من اسمه: قيس
باب الميم
من اسمه: محمد
باب من اسمه محمود
من بقية من أول اسمه ميم من اسمه موسى
من اسمه: معاذ
من اسمه منتصر
من اسمه: مسبح
من اسمه: مسعود
من اسمه: مطلب
من اسمه: مقدام
من اسمه مسلمة
من اسمه مسعدة
من اسمه: مصعب
من اسمه: مورع
من اسمه: مفضل
باب النون
من اسمه: نصر
من اسمه نعيم
من اسمه: نعمان
باب الواو
من اسمه واثلة
من اسمه وليد
باب الهاء
ذكر من اسمه: هاشم
من اسمه: همام
من اسمه: هارون
من اسمه: الهيثم
باب الياء
من اسمه يعقوب[9]


            Kelebihan kitab al-Mu’jam al-Ausat:
1.      Kitab ini banyak memuat hadits-hadits shahih
2.      Kitab ini dapat dijadikan rujukan dalam mentakhrij sebuah hadits walaupun tak selengkap al-Mu’jam al-kabir.
3.      Sistematika bab yang memudahkan mencari hadits berdasarkan perawinya
           
            Kekurangan dari kitab ini adalah selain hadits shahih al-Thabrani juga mencatat hadits selain shahih ini mungkin dikarenakan kurang ketelitian dari penulisnya sedangkan disisi lain al-Thabrani dapat membuat ringkasan shahih dari kitab al-Mu’jam al-Kabir.

            Contoh hadits dalam kitab al-Mu’jam al-Ausat

سُفْيَانَ الْحِمْيَرِيُّ، ثَنَا الضَّحَّاكُ بْنُ حُمْرَةَ، عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «عُرِضَتْ عَلَيَّ الْأَيَّامُ، فَعُرِضَ عَلَيَّ فِيهَا يَوْمُ الْجُمُعَةِ، فَإِذَا هِيَ كالْمِرْآةِ حَسْنَاءُ، وَإِذَا فِي وَسَطِهَا نُكْتَةٌ سَوْدَاءُ، فَقُلْتُ: مَا هَذَا؟ قِيلَ: السَّاعَةُ» لَمْ يَرْوِ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ يَزِيدَ بْنِ خُمَيْرٍ إِلَّا الضَّحَاكُ بْنُ حُمْرَةَ، تَفَرَّدَ بِهِ: أَبُو سُفْيَانَ الْحِمْيَرِيُّ "
Telah mengisahi Muhammad bin Abbas, telah kabari kami Muhammad bin Harb an-Nasyai, telah kisahi kami Abu Sufyan al-Himyari, telah kisahi kami Dhahhak bin Humrah, dari Yazid bin Khumair, dari Anas bin Malik, ia berkata: Telah bersabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, "Diperlihatkan hari-hari kepadaku. Saat itu diperlihatkan pula hari Jumat. Ia seperti cermin yang cemerlang dan di tengah-tengahnya terdapat bintik hitam. Aku pun bertanya, "Apa ini?" Dijawab, "Hari Kiamat."
Hadis ini tidak diriwayatkan dari Yazid bin Khumair, kecuali oleh Dhahhak bin Humrah. Abu Sufyan bin Himyari menyendirikannya.


Daftar Pustaka


Ash-Shiddieqy, Hasbie. Sejarah Dan Pengantar Ilmu Hadits, Jakarta: Bulan-Bintang, 1980
____________, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits (jilid II), Jakarta: Bulan-Bintang, 1981
Suryadi, Kitab Mu’jam Al-Shaghir Ath-Thabrani dalam STUDI KITAB HADITS, Yogyakarta: TERAS Press, 2009
Itr, Nuruddin, Ulum al-Hadis I, Terj. Mujiyo, Bandung : Remaja Rosda Karya, 199




[1] Muhammad bin Ahmad Adz-Dzahabi, syi’ar a’lam an-nubalaa’, (Beirut: Muassasah Al-Risalah, 1413), juz 16 hlm 16
[2] Hasbie Ash-Shiddieqy, Pokok-Pokok Ilmu Dirayah Hadits (jilid II), (Jakarta: Bulan-Bintang, 1981), hlm: 414
[3] Hasbie Ash-Shiddieqy,  Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, hlm: 332.
[4] Suryadi, Kitab Mu’jam Al-Shaghir Ath-Thabrani dalam STUDI KITAB HADITS, (Yogyakarta: TERAS Press, 2009) hlm 263
[5] Abduurahman Bin Abi Bakar As-Suyutthi, Thobaqatul Huffazh, (Beirut: Dar al-kutub al-‘alamiyah, 1403) juz 1 hlm 73
[6] http://arjonson-abd.blogspot.co.id/2009/08/kitab-al-mujam-al-shagir-al-thabrani.html
[7] http://arjonson-abd.blogspot.co.id/2009/08/kitab-al-mujam-al-shagir-al-thabrani.html
[8] http://waqfeya.com/book.php?bid=655
[9]http://waqfeya.com/book.php?bid=655

No comments:

Post a Comment

silahkan beri komentar yang membangun.